Follow on G+

171 Kampus Fakultas Sastra UNEJ"

Wajah Kampus Fakultas Sastra Masih Sejuk dan Asri

131 Studi Banding KP-RI Unej dengan KPN Darma Wiguna

http://akademiksastra.blogspot.co.id/2016/10/studi-banding-kp-ri-universitas-jember.html

749 Grand Reunion

Sastra Inggris Adakan Reuni Akbar.

811 Masa Orientasi

Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2) Meniti Jalan Menuju Kampus Perjuangan.

686 PKL to Bali

Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan, Study Wisata ke Bali.

656 Relaksasi Kebersamaan

Pikirkan bahwa dengan relaksasi tubuh kita menjadi segar dan bugar.

621 UKM Swapenka"

Menjadi kebanggaan tersendiri kuliah di Fakultas Sastra UNEJ.

180 Bedah Buku"

Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku.

132 Belajar Jujur dan Bersih"

Mengenal Modus Operandi Korupsi.

Selasa, 28 Januari 2014

Dua Dosen Fakultas Sastra Menyandang Gelar Doktor

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

JEMBER (27/1/2014), Fakultas Sastra memulai tahun 2014 dengan gairah baru seiring dengan kedatangan 2 doktor baru yang berhasil mempertahankan desertasinya di hadapan para penguji. Dua doktor Fakultas Sastra berasal dari Jurusan Ilmu Sejarah Dr. Eko Cryss ,M.Hum. dari Program Pascasarjana Universitas Udayana Bali dan Jurusan Sastra Inggris Dr. Ikwan Setiawan, S.S.,M.A. dari Program Pascasarjana Kajian Budaya dan Media Universitas Gadjah Mada.
Dr. Eko Crys Endrayadi, S.S., M.Hum. mempertahankan desertasinya dalam Promosi Doktor yang diselenggarakan pada hari Rabu, 18 September 2013 bertempat di Gedung Program Pascasarjana Lantai III Universitas Udayana.  Desertasi yang berjudul Perjuangan Identitas Komunitas Sedulur Sikep Di Kabupaten Pati   Provinsi Jawa Tengah berhasil dipertahankannya di hadapan para penguji  yang diketuai oleh Prof. Dr. dr. A.A. Raka Sudewi, Sp.S (K) dengan anggota Prof. Dr. I Wayan Ardika, M.A., Prof. Dr. A.A. Bagus Wirawan, S.U., Prof. Dr. I  Nyoman Sirtha, S.H., M.S., Dr. Putu Sukardja, M.Si., Prof. Dr. I Made Suastika, S.U., Prof. Dr. I Wayan Cika, M.S., Prof. Dr. I Nyoman Kutha Ratna, S.U., Prof. Dr. Emiliana Mariyah, M.S., dan Dr. I. Gede Mudana, M.Si. Berdasarkan hasil penelitian perjuangan identitas komuntias Sedulur Sikep di Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah dari sudut kajian budaya (cultural studies), maka dapat disimpulkan sebagai berikut. Pertama, bahwa identitas komunitas Sedulur Sikep di Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah, dewasa ini merupakan hasil wacana dialogis komunitas Sedulur Sikep dan komunitas non-Sedulur Sikep walaupun terdapat perbedaan bentuk identitas komunitas Sedulur Sikep menurut pandangan komunitas Sedulur Sikep dengan pandangan komunitas non-Sedulur Sikep. Perbedaan tersebut terletak pada interpretasi lanjutan dari sejumlah ciri identitas komunitas Sedulur Sikep yang mengandung stereotipe negatif oleh komunitas non-Sedulur Sikep. Berdasarkan deskripsi munculnya perjuangan identitas komunitas Sedulur Sikep, maka komunitas Sedulur Sikep melakukan berbagai bentuk perjuangan agar posisinya tidak dianggap rendah oleh komunitas lainnya. Bentuk perjuangan tersebut dilakukan di dalam praktik keseharian, seperti pendidikan, interaksi sosial kemasyarakatan, perkawinan, keagamaan, dan pelestarian sumber daya alam. Kedua, berdasarkan analisis faktor perjuangan identitas komunitas Sedulur Sikep diperoleh bahwa faktor pendorong munculnya perjuangan identitas komunitas Sedulur Sikep adalah faktor eksternal, yaitu aspek politik dan ekonomi serta faktor internal, yaitu aspek sosial budaya dan aspek keteladanan botoh Sedulur Sikep. Ketiga, perjuangan identitas komunitas Sedulur Sikep telah berhasil membongkar makna lama yang negatif, sekaligus menampilkan makna baru yang positif terkait dengan eksistensi komunitas Sedulur Sikep. Makna baru tersebut, antara lain makna sebagai komunitas adat, makna kesetaraan, dan makna penguatan solidaritas di antara komunitas Sedulur Sikep. Adapun kaitan makna baru dalam hak menyatakan pendapat dan demokrasi, makna kesejahteraan dan kelestarian lingkungan, serta makna kebebasan beragama dan melaksanakan keyakinan kepercayaan menunjukkan bahwa secara perlahan hak-hak komunitas Sedulur Sikep tersebut, mulai diakui walaupun belum signifikan. Terutama menyangkut hak kebebasan beragama karena keyakinan agama Adam belum diakui menjadi agama resmi di Indonesia.

Dr. Ikwan Setiawan, S.S.,M.A. mempertahankan desertasinya pada Ujian Terbuka Promosi Doktor pada tanggal 22 Januari 2014 dengan judul Membuka Layar Impian: Budaya Postkolonial dalam Film Indonesia Era 2000-an di depan sembilan penguji yang terdiri atas Ketua Prof. Dr. Hartono, DEA.,DESS dengan anggota Tim Promotor Prof. Dr. Faruk H.T. dan Dr. Budiawan, Tim Penguji: Prof. Dr. Heru Nugroho, Dr. Wening Udasmoro, DEA., M.Hum., Dr. Ratna Noviani, Novita Dewi, Ph.D., Dr. Aprinus Salam, dan Dr. Wisma Nugraha Ch. R., M.Hum. dengan predikat Clumlauder. Inti dari desertasi Dr. Ikwan Setiawan, S.S.,M.A. bahwa poskolonial dalam artian bagaimana hibriditas cultural yang dimaknai-kembali oleh para sineas untuk menegosiasikan individualism di tengah-tengah iklim pasar bebas. Tentu saja bukan hanya persoalan-persoalan poskolonialitas cultural yang bisa dibaca dengan mendialogkan beberapa pendekatan. Persoalan poskolonialitas terkait dimensi politik, ekonomi, hukum, ekologis, gender, konsumersime, keagamaan, etnisitas, maupun lokalitas di tengah-tengah pasar bebas merupakan basis diskursif bagi lahirnya kajian-kajian kritis yang bisa berimplikasi bagi munculnya konsepsi-konsepsi teoritis dan kerangka metodologis baru yang semakin memperkaya kajian budaya atau media di Indonesia.

Kamis, 23 Januari 2014

DKK Fakultas Sastra Unej Mengabdi ke Sumberjambe

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Unit Kegiatan Mahasiswa yang tergabung dalam Dewan Kesenian Kampus (23/1) bersiap-siap berangkat ke Sumberjambe, dengan dilepas oleh Pembantu Dekan III bidang Kemahasiswaan Drs. Wisasongko, M.A.

Rencananya sejumlah mahasiswa ini akan berada di Sumberjambe sampai (26/1) untuk melakukan pengabdiannya untuk menempa kebersamaan bersama masyarakat di Perkebunan yang berada di lereng gunung Raung Jember.

Geliat Gunung Raung yang tanda-tandanya akan meletus tidak menyurutkan mahasiswa Sastra ini untuk menempa diri dalam berorganisasi sesuai dengan program-program yang telah disiapkan oleh DKK.

Oke.. untuk kalian yang sedang dalam perjalanan, kita tunggu berita dan karya nyatanya dalam pengabidan di Sumberjambe. Kirimkan segala cerita anda ke akademiksastra@gmail.com 

Rabu, 22 Januari 2014

Buku Pedoman Akademik bagi Mahasiswa Baru 2013

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Buku Pedoman Akademik 2013/2014 dalam bentuk cetak belum selesai, tetapi tidak menyurutkan langkah kita untuk terus membangun civitas akademika tercinta Fakultas Sastra.

Sehubungan dengan hal itu kepada sivitas akademika terutama kepada mahasiswa baru Fakultas Sastra Universitas Jember Tahun 2013 untuk dapatnya mendownload kurikulum sebagai panduan dalam pemrograman mata kuliah pada setiap jurusan/program studi baik S1 maupun S2 Linguistik.




Adapun untuk download dapat diakses di link berikut:
  1. Kurikulum S2 Linguistik
  2. Kurikulum Sastra Indonesia
  3. Kurikulum_Sastra_Inggris
  4. Kurikulum Sejarah
  5. Kurikulum Program Studi Televisi dan Film (PSTF)

Kamis, 16 Januari 2014

Pro Kontra Remunerasi PNS Diknas Non Dosen dan Guru

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Revormasi birokrasi dan administrasi PNS rupanya menjadi perhatian khusus bagi Pemerintah dengan memacu kinerja PNS non Dosen dan Guru dengan diberikan kompensasi Remunerasi. Sedangkan untuk Dosen dan Guru, Pemerintah telah lebih dulu memberikan kompensasi sertifikasi. Dan ternyata.... sebagian Dosen dan Guru pun masih berharap untuk menikmati Remunerasi itu. Apapun keputusan pemerintah, kita laksanakan demi tercapainya tujuan Nasional khususnya bidang Pendidikan. Tapi, janganlah justru menjadi pemecah apalagi malah menjadi ketidaknyamanan dalam kerja terlebih mejadi provokator sehingga antara dosen dan karyawan, antara guru dan pegawai justru malah tercipta pro dan kontra terkait remunerasi. Di kementerian yang lain sudah berjalan dengan damai, seyogyanya di Kemendiknas juga demikian, karena remunerasi sudah tertunda beberapa tahun di Kemendiknas, seakan ada sesuatu yang mengganjal.

Labels

Popular Posts