Masih ingatkah anda dengan Warung Mak No?
Siang itu seperti biasa pada jam istirahat, kami berkumpul sekedar menikmati makan siang dan secangkir kopi di warung mak No. Cerita seorang karyawan yang sudah puluhan tahun mengabdi di Fakultas Sastra menginspirasi tulisan ini. Fakultas Sastra yang sudah berumur hampir setengah abad berdiri di jalan Jawa ini rupanya tidak terlepas dari aktivitas warung dipinggiran tembok yang membentang panjang mengelilingi universitas terbesar di wilayah timur Jawa yaitu Universitas Jember.
Senyum sapanya yang ramah dengan kondisi yang sudah tidak muda lagi itu meyakinkan saya bahwa sekian ratus alumni Fakultas Sastra pernah singgah diwarungnya yang masih saja menyediakan menu-menu special mahasiswa dari waktu ke waktu. Sayur asem khas dengan kebeningan dan cacahan kacang panjang dengan spesial sayur asem yang masih saja sama spesialnya pertama kali aku rasakan 13 tahun yang lalu. Siang itu saya sengaja memesan nasi pecel dengan telor bumbu merah dan tempe goreng. Hayoo.... coba bayangkan rasanya bagi and yang pernah merasakan pecel Mak No yang tidak ada duanya itu. Segala menu yang masih tertera di goresan kacanya seperti pada gambar.
Mak No kini sudah tidak muda lagi tetapi masih setia memberikan menu spesial dengan harga standar mahasiswa menjadi kebutuhan sehari-hari untuk menutupi rasa lapar kami. Diusianya yang senja itu Mak No masih terlihat tangkas dalam melayani pelanggannya. Boleh jadi pelanggannya yang dulu kini sudah menjadi pejabat baik di tingkat pusat maupun ditingkat daerah dimanapun asal mereka, tetapi dia tetap setia melayani dengan harapan yang sama demi memenuhi kebutuhan hidupnya.
MakNo selalu besyukur atas karunia Tuhan yang diberikan kepadanya dan juga berterimaksih kepada semua mahasiswa, dosen dan karyawan yang masih setia, kata Mak No.
Warung ini sudah lama berdiri semenjak Mas Nung panggilan Pak Nurcahyo jadi mahasiswa di Sastra kira-kira tahun 1977, sekarang mas Nung sudah jadi Kasubbag Kemahasiswaan. Saat bujangan dari dulu saya menjadi pegawai Fakultas Sastra tahun 1980-an sudah biasa ngopi dan makan di warung Mak No ini, kata Jemadi, karyawan Fakultas Sastra yang kini sudah punya anak dua.
Nah... bagi anda para mahasiswa dan alumni yang biasa mangkal di warung makno, silahkan kasih komentar untuk mengenang kembali masa-masa dulu makan di warung mak No, apalagi bagi yang biasa titip rekening alias lagi telat kiriman atau kehabisan bekal atau juga memang lagi tipis dompetnya tentu saja warung Mak No jadi tempat tumpuan (daripada kelaparan bayarnya nanti, mak No siap melayani). Yaa.... apalagi yang pernah ngontrak/kos dirumahnya, pelayanan Mak No lebih spesial lagi dalam memberikan fasilitas bon alias ngutang. Nah....nah...nah...looo.... bila masih punya tanggungan sama Mak No... jangan dilupakan yaa... walaupun Mak No mungkin sudah melupakannya, bila anda ingat apalagi sekarang sudah ada rejekinya... sekali waktu mampir ke Jember, ingat yaa sama Mak No yang sudah keriput dan suka mengeluh sakit. Paling tidak berikan kenangan manis itu untuk bisa menghiburnya dan dengan kenangan itu Insya Alloh menjadi obat dan penyemangat hidupnya. Benar juga, sepertinya Mak No masih gemuk sepert yang dulu yaa.... hahahaha........ (bob)
0 komentar:
Posting Komentar