JEMBER (27/1/2014), Dekan
Fakultas Sastra Universitas Jember Dr. Hairus Salikin, M.Ed. mengirimkan tim
perubahan nama fakultas yang terdiri atas Drs. Albert Tallapessy, M.A.,Ph.D.,
Drs. Syamsul Anam, M.A., Drs. Andang Subaharianto, M.Hum., Dr. Ikwan Setiawan,
M.A. Bambang Aris Kartika, S.S.,M.A. melakukan studi banding ke beberapa
universitas di 3 propinsi, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta,
Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dan Universitas Airlangga (UNAIR)
Surabaya yang telah mengalami perubahan nama dari Fakultas Sastra menjadi
Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Tim melakukan kunjungan studi selama 4 hari yang
dimulai pada hari selasa, 21 Januari hingga 24 Januari 2014. Dengan menumpang
mobil Innova grey metalik tim pun berangkat pada pukul 17.00 WIB ke UGM
sebagai perguruan tinggi tujuan terlebih dahulu.
Tim yang diketuai oleh Pembantu
Dekan I FS UNEJ ini bertujuan untuk menggali informasi-informasi yang
diperlukan bagi rencana strategis fakultas untuk mengubah nama sebagaimana yang
diamanatkan oleh senat fakultas. Di samping juga untuk mewadahi perkembangan
ilmu pengetahuan yang terus berkembang dengan begitu pesatnya, seperti lahirnya
Program Studi Televisi dan Film (PSTF) yang sudah berdiri sejak tahun 2010 dan
rencana pengembangan kelembagaan dengan kemungkinan membuka program studi baru
yang sedang digodog dan dimatangkan yaitu Program Studi Antropologi Budaya dan
Seni Pertunjukkan. “Dengan tetap berpegang pada nama Fakultas Sastra akan
menimbulkan kesulitan dalam merespon rencana pengembangan kelembagaan di
Fakultas Sastra Universitas jember di masa depan. Oleh karena itu, salah satu
solusi yang dikedepankan adalah dengan mengubah nama dari Fakultas Sastra
menjadi Fakultas Ilmu Budaya,” demikian jelas Albert Tallapessy saat membuka
pembahasan dengan Dr. Wening Udasmoro, DEA., M.Hum. selaku Wakil Dekan II
Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Alasan yang sama juga
disampaikan ketika bertemu dengan Dekan dan jajarannya di Fakultas Sastra dan
Seni Rupa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Wakil Dekan II Fakultas
ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya.
Kedatangan tim perubahan nama
fakultas disambut dengan antusias dan terjalin dialogis yang terbuka,
kekeluargaan, serta mendukung secara institusional rencana perubahan nama
fakultas yang rencananya akan diajukan oleh Fakultas Sastra Universitas Jember.
Dr. Wening Udasmoro, DEA., M.Hum. dari FIB UGM juga menyarankan untuk segera
melakukan langkah-langkah strategis dengan melakukan pembenahan kelembagaan
seperti pembenahan kurikulum dan maping kompetensi sumber daya manusia. Dan
tidak lupa pula untuk menyesuaiakan visi dan misi fakultas dengan universitas.
Saran dari Dr Wening agar memudahkan Fakultas Sastra berubah nama menjadi
Fakultas Ilmu Budaya, maka visi dan misi universitas janganlah teralu spesifik,
missal lingkungan, agroindustri kopi atau the tapi lebih universal. Tinggal
nanti dari fakultas membreakdown menjadi visi dan misi yang lebih mengarah
kepada kompetensi FIB.
Sementara itu, hasil studi banding dengan pihak UNS diperoleh informasi bahwa sebaiknya langkah awal yang dapat dilakukan oleh tim perubahan nama adalah pengajuan pada Sistem Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) dari fakultas kepada universitas untuk diajukan diperolehi pesetujuan dari DIKTI. Setelah disetujui dapat dilakukan penyusunan proposal sekaligus menyiapkan kurikulum yang mengarah kepada nama Fakultas Ilmu Budaya. Di UNS disusun kurikulum matakuliah tingkat fakultas yang memang diarahkan pada keilmuan budaya, seperti budaya Jawa, Dinamika Budaya Indonesia, Dasar-Dasar Filsafat. Sehingga UNS tidak mengalami kendala terkait pengajuan perubahan nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya (FIB).
Hal yang sama juga dikemukakan
oleh Wakil Dekan II FIB Universitas Airlangga. Bahwa konsekuensi mengubah nama
adalah merombak hingga 20 persen kurikulum yang diarahkan pada kompetensi
budaya. UNAIR mengambil spesifikasi sebagai Budaya Urban yang sejak tahun 2010
telah berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Perubahan kurikulum
ditekankan pada matakuliah setingkat fakultas. “Memang pada awalnya terjadi
resistensi di antara para dosen-dosen, akhirnya karena adanya satu tujuan yang
sama pertentangan itu bisa diredakan dan kami bisa mengajukan perubahan nama
menjadi Fakultas Ilmu Budaya.” Jelas Diah Ariani Arimbi, S.S.,M.A.,Ph.D.
Tim perubahan nama fakultas
akhirnya meluncur kembali ke Jember dari Surabaya selepas waktu sholat jumat.
Setelah kembali tim pun merumuskan temuan-temuan informasi dari ketiga
universitas yang menjadi sasaran studi banding untuk kemudian menyampaikan
laporannya kepada dekan sekaligus mulai menyusun strategi dan proposal serta
pembahasan kurikulum yang melibatkan prodi-prodi atau jurusan di lingkungan
Fakultas Sastra Universitas Jember. Kita berharap cita-cita merubah nama
menjadi Fakultas ilmu Budaya dapat tercapai dan semakin membuka peluang bagi
pengembangan fakultas di masa depan dengan lahirnya jurusan atau prodi baru
lagi seperti Antropologi Budaya dan Seni Pertunjukkan. Semoga! (BAMS)
0 komentar:
Posting Komentar