Setelah pada level nasional memperoleh penghargaan karena menduduki peringkat ke 7 dari 143 universitas negeri dan swasta dari Potensi Karya Ilmiah yang diselenggarakan oleh DIKTI tahun 2010, kini Universitas Jember memperoleh apresiasi rated excellent 2 stars dari QS Stars Global Rating System yang berpusat di Inggris dengan perwakilan kawasan Asia berkedudukan di Singapura. Keberhasilan meraih kategori dua bintang ini diperoleh bersama lima perguruan tinggi negeri lain, seperti Universitas Diponegoro (UNDIP), Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Brawijaya (UB), Universitas Pendidikan Indonesia Badung (UPI), Universitas Airlangga (UNAIR), Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Sedangkan satu-satunya yang memperoleh tiga bintang adalah Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Surabaya (ITS).
Perangkingan universitas yang dilakukan oleh QS Stars Global Rating System dilakukan dengan menggunakan teknik benchmarking atau perubahan kualitas dalam bidang manajemen melalui perbandingan antara suatu unit organisasi dengan organisasi yang lain yang meliputi standar, kualitas, dan fasilitas yang sama meskipun berbeda negara. Perbandingan dilakukan melalui pengukuran kualitatif. Hasil dari pengukuran kualitatif ini yang kemudian di ranking dengan skoring antara satu sampai lima bintang berdasarkan indikator yang sudah ditetapkan. Standarisasi bintang 2 mengarah kepada penilaian yang memiliki indikator penilaian yang menunjukkan keaktifan penelitian dan reputasi yang baik serta mulai mengarah pada internasionalisasi universitas. Hal ini sesuai dengan visi yang diaktualisasikan oleh rektor terkait dengan upaya menjadikan Universitas Jember menjadi universitas unggulan.
Keberhasilan Universitas Jember memperoleh rated excellent 2 stars dari QS Stars Global Rating System diawali pada tahun 2008 ketika DIKTI mengundang 50 universitas negeri dan swasta di Indonesia yang termasuk dalam promising university. Kelimapuluh universitas tersebut oleh DIKTI diharapkan mengikuti penilaian ranking yang dilakukan oleh pihak Quacquarelli Symonds. Namun dari 50 universitas yang diundang sejumlah 28 univesitas yang pada akhirnya mengikuti penilaian dan hasilnya sejumlah 17 universitas yang memperoleh bintang, dan salah satunya adalah Universitas Jember.
Penilaian oleh Quacquarelli Symonds ini melihat keaktifan para dosen dan mahasiswa memublikasikan penelitian di jurnal-jurnal ilmiah, memiliki fasilitas yang standar, pengelolaan mahasiswa asing, sumber daya manusia, ruang lingkup akademik yang terspesialisasi atau focus dalam ilmu pengetahuan, teknologi, biomedis, ilmu sosial dan seni serta humaniora. Data-data yang diperlukan untuk menilai universitas tidak saja berdasarkan data yang dikirimkan melainkan juga para penilai mencari data sendiri, dengan melakukan kuesioner dan wawancara, seperti kepada mahasiswa dan alumni. Khusus untuk alumni juga dipertimbangkan adalah jumlah yang sudah diluluskan, kesuksesan alumni diserap oleh pasar kerja berikut jenis pekerjaan dan posisi di dunia kerja. “Memang ada data yang kami kirim. Tapi, kebanyakan mereka mencari sendiri dengan alat ukur mereka.” jelas Pembantu Rektor I Universitas Jember Prof. Dr. Agus Subekti, M.Sc. Artinya, dalam collecting data untuk menilai sebuah universitas, para penilai QS berlaku independen dan professional. Pihak universitas yang dinilai benar-benar tidak mengetahui proses collecting data yang dilakukan oleh QS. “Semua aspek diteliti, mahasiswa juga diberi kuesioner yang itu tidak kami ketahui.” Lanjut Agus Subekti. Setelah data diperoleh kemudian dianalisis berdasarkan indikator atau parameter yang mereka standarisasikan dengan memberikan bintang sesuai dengan peroleh jumlah atau banyaknya nilai yang diperoleh.
Berdasarkan perankingan oleh QS Stars Global Rating System menunjukkan bahwa dosen-dosen dan mahasiswa Universitas Jember aktif dalam melakukan penelitian dan memublikasikan pada jurnal-jurnal ilmiah baik nasional maupun internasional, memiliki reputasi yang baik sebagai perguruan tinggi, memiliki fasilitas-fasilitas berstandarisasi seperti lingkungan yang nyaman, terdapat asrama mahasiswa, laboratorium, klinik dan rumah sakit, dan stadion.
Keberhasilan meraih dua bintang, sebuah prestasi yang bisa dibanggakan oleh seluruh sivitas akademika Universitas Jember dan bukti bahwa universitas memiliki kemampuan untuk beprestasi di pentas global. Hanya saja menurut Agus Subekti, keberhasilan memperoleh bobot nilai cukup bagus dalam penilaian oleh QS, juga diikuti oleh adanya kelemahan yang harus menjadi perhatian bagi stakeholder di lingkungan Universita Jember di masa depan agar berharap poin-poin nilai yang masih kurang bisa menjadi lebih baik. “Nah, selain ada yang mendapat bobot cukup bagus itu, kami juga masih agak kurang di aplikasi penelitian untuk dunia industri. Walaupun mungkin secara perseorangan dosen atau mahasiswa telah mengaplikasikan penelitiannya pada dunia industry. Akan tetapi, sepertinya masih dinilai kurang,” katanya.
Untuk mempertahankan pencapaian prestasi tersebut, namun seyogyanya Universitas Jember harus meningkatkan pencapaiannya prestasinya dengan mengoptimalkan dan mengembangkan univesitas pada bidang SDM, seperti terkait dengan peningkatan jumlah guru besar, riset dan publikasi ilmiah secara internasional, aplikasi penelitian di bidang industry, kerjasama dengan industri, mematenkan hasil-hasil penelitian yang dilakukan. Hal ini sejalan dengan visi menjadikan Univesita Jember sebagai perguruan tinggi unggulan di skala nasional dan bervisi pada class international di era global saat ini. Kualitas pendidikan menjadi mainstream dalam mencetak sekaligus mengukur kualitas sumber daya manusia Indonesia. Dan Universitas Jember menjadi salah satunya. (bam)
0 komentar:
Posting Komentar