Kulineran yuuuuk, yang satu ini namanya Kaldu Kekel Embek "Mbah Kaji", kaldu kikil campur kacang ijo dengan rempah-rempah yang khas asli Jemberan tak ayal lagi, bagi anda yang konon katanya asli Jember sungguh rugi bila tak mencobanya. Kaldu kekel kacang ijo milik Mbah Kaji sudah ada sejak puluhan tahun yang lalu, tentu saja sebelum saya datang ke Jember. Nah... pendatang seperti saya saja masih bisa menikmatik nikmatnya kaldu kekel Mbah Kaji, apalagi yang anda tunggu? Eeee.... sebelum pergi mencari kaldu kekel mbah kaji, perlu tau dulu dimana letak rombongnya yang biasa Mbah Kaji dorong dari Raden Patah menuju Pasar Tanjung, Jember. Yaa... mungkin sudah banyak yang tahu dan merasakan nikmatnya kaldu kekel Mbah Kaji, tapi setelah saya obok-obok internet belum ada yang berani menulis, gak rugi deeeh saya torehkan kulineran akademik sastra ini. Terang saja dengan dompet cekak alias cuman satu lembaran uang biru gambar I Gusti Ngurah Rai, pendekar dan pahlawan Nasional bisa mengajak mantan pacar menikmati nikmatnya kaldu kekel Mbah Kaji.
Letanya yang nyelempit alias masuk kedalam dibelakang pedagang baju temor de laok Pasar Tanjung, Jember, Mbah Kaji biasa membuka rombongnya mulai jam 11 siang setiap harinya selain hari Jum'at, libur kata Mbah Kaji yang asal Sumenep Madura. Saya berjualan di Pasar Tanjung sudah dari tahun 80'an, itung Mbah Kaji. Biasanya paling lambat jam 2 siang sudah balik kanan alias habis dagangan Mbah Kaji, jadi bila anda punya ancang-ancang ingin tahu kenikmatan kaldu kekel Mbah Kaji, tentu saja sudah bisa menghitung kapan waktu yang pas untuk klenang-klenong kesana. Sekedar saran saja seeh, kalau mau ke Mbah Kaji sebaiknya naik kuda lumping alias kuda besi alias sepeda motor, supaya tidak kerepotan mencari tempat parkir, kalau sepeda motor tepat disebelahnya memang tempat parkirnya si kuda besi.
Soal harga emang Mbah Kaji sudah tahu persis kok kemampuan teman-teman dengan isi kantongnya, apalagi sudah tanggal sepuh, kata Cak Heru anggota wolanger kansas. Satu porsi kaldu kekel embek kacang ijo dihargai 12 ribu rupiah saja, kalau mau nambah lontong, Mbah Kaji sudah menyediakan dengan harga satu mangkoknya (2 lontong @1000,-). Bagi anda yang suka otak, Mbah Kaji juga menyediakan dengan harga satu porsi 15 ribu rupiah.
Kayaknya sudah mulai terpikat nih,
Soal pelanggan, Mbah Kaji katanya tak pernah mendatangi agen iklan televisi maupun koran lokal apalagi koran sindo...... wkakakaka..... mbahe bisa ngelawak juga, tapi boleh juga tuuh mbah, emang mbah kayaknya sudah layak masuk ILK (Indonesian Lawak Klub).
Berikut dokumentasi kulineran akademik sastra saat berkunjung mmmmm...........nyam...nyam....nyam....
sambil narsis dikitlaaaah
Letanya yang nyelempit alias masuk kedalam dibelakang pedagang baju temor de laok Pasar Tanjung, Jember, Mbah Kaji biasa membuka rombongnya mulai jam 11 siang setiap harinya selain hari Jum'at, libur kata Mbah Kaji yang asal Sumenep Madura. Saya berjualan di Pasar Tanjung sudah dari tahun 80'an, itung Mbah Kaji. Biasanya paling lambat jam 2 siang sudah balik kanan alias habis dagangan Mbah Kaji, jadi bila anda punya ancang-ancang ingin tahu kenikmatan kaldu kekel Mbah Kaji, tentu saja sudah bisa menghitung kapan waktu yang pas untuk klenang-klenong kesana. Sekedar saran saja seeh, kalau mau ke Mbah Kaji sebaiknya naik kuda lumping alias kuda besi alias sepeda motor, supaya tidak kerepotan mencari tempat parkir, kalau sepeda motor tepat disebelahnya memang tempat parkirnya si kuda besi.
Soal harga emang Mbah Kaji sudah tahu persis kok kemampuan teman-teman dengan isi kantongnya, apalagi sudah tanggal sepuh, kata Cak Heru anggota wolanger kansas. Satu porsi kaldu kekel embek kacang ijo dihargai 12 ribu rupiah saja, kalau mau nambah lontong, Mbah Kaji sudah menyediakan dengan harga satu mangkoknya (2 lontong @1000,-). Bagi anda yang suka otak, Mbah Kaji juga menyediakan dengan harga satu porsi 15 ribu rupiah.
Kayaknya sudah mulai terpikat nih,
Soal pelanggan, Mbah Kaji katanya tak pernah mendatangi agen iklan televisi maupun koran lokal apalagi koran sindo...... wkakakaka..... mbahe bisa ngelawak juga, tapi boleh juga tuuh mbah, emang mbah kayaknya sudah layak masuk ILK (Indonesian Lawak Klub).
Berikut dokumentasi kulineran akademik sastra saat berkunjung mmmmm...........nyam...nyam....nyam....
sambil narsis dikitlaaaah