Follow on G+

171 Kampus Fakultas Sastra UNEJ"

Wajah Kampus Fakultas Sastra Masih Sejuk dan Asri

131 Studi Banding KP-RI Unej dengan KPN Darma Wiguna

http://akademiksastra.blogspot.co.id/2016/10/studi-banding-kp-ri-universitas-jember.html

749 Grand Reunion

Sastra Inggris Adakan Reuni Akbar.

811 Masa Orientasi

Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2) Meniti Jalan Menuju Kampus Perjuangan.

686 PKL to Bali

Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan, Study Wisata ke Bali.

656 Relaksasi Kebersamaan

Pikirkan bahwa dengan relaksasi tubuh kita menjadi segar dan bugar.

621 UKM Swapenka"

Menjadi kebanggaan tersendiri kuliah di Fakultas Sastra UNEJ.

180 Bedah Buku"

Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku.

132 Belajar Jujur dan Bersih"

Mengenal Modus Operandi Korupsi.

Jumat, 31 Oktober 2014

Dr. Ikwan : KUTIPAN-KUTIPAN DARI GARIN NUGROHO

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

"Sensilibitas merupakan kata kunci dalam kerja perfilman; utk menemukan problem dan gejala sosial budaya yang menarik untuk difilmkan."
"Mumpung anda di universitas, saatnya bereksperimen untuk membuat karya yang bisa membentuk pasar; jangan larut oleh pasar yang sudah ada. Persoalan gagal, tak perlu takut. Saatnya nanti, itu akan sangat bermanfaat."
"Setiap ide film, selalu ada pasarnya. Saya tidak mau bergantung pada pasar bioskop. Saya harus pintar mencari celah dengan tetap bertahan pada ide yang ada. Saya yakin pasti ada yg mau ndanai maupun yang nonton. Itulah peta yang perlu kita temukan. Dan saya tidak pernah berpikir apakah film akan laris atau tidak."
"Sebetulnya, di era Tjokroaminoto tidak ada ketakutan dan trauma terhadap ideologi. Kusno (Soekarno), Muso, dan Sekarmadji Kartosoewirjo, bisa hidup dalam satu kos. Nasionalisme, komunisme, Islam. Biasa saja." 
(Garin Nugroho, 30 Okt 2014, Aula FS UNEJ)

Dr.Ikwan : KUTIPAN-KUTIPAN DARI PROF LAKSONO

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

"Bangsa ini kaya akan pewarna alami. Tapi industri warna sintetik telah menggusurnya. Bahkan dalam industri batik, semakin sedikit yang menggunakan pewarna alami, dari daun indigo/tarum, misalnya. Implikasinya, berkurangnya tenaga kerja yang terlibat dalam pembuatan pewarna alamiah. Para sineas sebenarnya punya peran strategis untuk memfilmkan hal-hal yang mulai dipinggirkan tersebut. Mereka bisa mengkonstruksi gagasan yang bisa memberikan pemahaman kepada penonton."
"Kesukaan terhadap sesuatu, termasuk film bukanlah sesuatu yang given, tetapi dikonstruksi secara lembut melalui bermacam praktik representasi. Anda harus berani menggagas pasar sendiri, jangan larut dalam pola pasar yang ada. Carilah terobosan2 kreatif yang bisa membentuk pasar film-film anda. Di situlah anda sekaligus belajar memproduksi makna dan wacana budaya yang bisa mentransformasikan kesadaran masyarakat penonton terhadap aspek-aspek yang tidak harus mengikuti logika pasar."

(Prof. P.M Laksono, Aula FS UJ, 30 Okt 2014)


Kamis, 30 Oktober 2014

Di Gapura yang mungkin anda kenal ini, Garin Nugroho akan Berdiskusi Film

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

November, 1999, lima belas tahun sudah saya berada di Fakultas Sastra, bagi anda yang pernah menempuh pendidikan di Fakultas Sastra mungkin ada yang sudah kenal ataupun masih samar-samar siapa admin yang membuka akun akademiksastra, biarlah kenangan itu menjadi terkenang kembali dimana masa itu dimana diantara dua gapuro itu pernah ada panggung terbuka, tempat berkreasinya anak-anak Sastra dalam menginterprestasikan puisi, tari, drama, kentrung joss, dll... pernah dipentaskan disini, kini diantara dua gapura itu telah dibangun gedung perkuliahan yang megah dan ber AC pula. Hamparan pavling sudah luas membentang yang terlihat duo master sedang mendendangkan lagu sekedar mengingatkan anda para alumni Fakultas Sastra, jangan lupakan almamater tercinta, kampus perjuangan dalam menghantarkan kesuksesan hidup.

Hari ini dan malam nanti, seorang produser film dan sutradara terkenal, Garin Nugroho akan menambah tulisan sejarah, bahwa Garin Nugroho akan datang dan mengingatkan kita sekalian bahwa Fakultas Sastra masih ada dan akan terus ada untuk mengobati kerinduan anda akan kampus perjuangan Fakultas Sastra Universitas Jember.

Ngopi Bareng Garin Nugroho
Diskusi Cangkrukan Bersama Garin Nugroho




Yuuk.... Ngopi Bareng Garin Nugroho di Fakultas Sastra Universitas Jember

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>


Produser dan Sutradara Film Indonesia, Garin Nugroho, bakal cangkrukan bareng dosen, mahasiswa, karyawan dan siapapun anda yang berkenan datang di acara ngopi bareng Garin Nugroho, Kamis malam 30 Oktober 2014.


Selasa, 21 Oktober 2014

Kumpul, Ngobrol Film Bersama Garin Nugroho di Fakultas Sastra

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

GARIN NUGROHO
DAN PROF. DR. P.M LAKSONO
AKAN NGOBROL FILM
DI FAKULTAS SASTRA UNEJ
Setelah sempat tertunda beberapa bulan, Garin Nugroho memastikan kehadirannya di acara seminar film Fak. Sastra, 30 Oktober 2014. Sutradara Cinta dalam Sepotong Roti, Bulan Tertusuk Ilalang, Surat untuk Bidadari, Daun di Atas Bantal, Opera Jawa, Soegija ini akan membicarakan "Peluang dan Tantangan Perfilman Indonesia sebagai Industri Kreatif di era Digital dan Pengaruh Kapitalisme Global". Selain Garin, seminar ini juga akan menghadirkan Prof. Dr. P.M Laksono untuk membincang tema "Ber-film sebagai Proses Kebudayaan".
Karena tempat duduk terbatas untuk seminar, silahkan kawan-kawan mahasiswa, dosen, penggiat komunitas, ataupun masyarakat umum segera menghubungi panitia di Prodi Televisi dan Film Fakutas Sastra UNEJ.
Malam harinya, sekitar pukul 19.30 WIB, Garin Nugroho akan menggelar "Diskusi Cangkrukan" dengan komunitas teater, tari, musik, film Jember. Tempat di halaman tengah, depan Kantin Fak. Sastra UNEJ. Undangan untuk komunitas menyusul. (LIN-D:Ikwan)

Rabu, 15 Oktober 2014

Pakde Bagio Pelopor Kesehatan Masyarakat Jember Dapat Anugrah RJ Award 2014

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Pakde Bagio
Segenap civitas akademika Fakultas Sastra Universitas Jember mengucapkan terimakasih dan apresiasi yang tinggi serta mengucapkan selamat kepada Pakde Bagio atas segala dedikasinya sebagai pelopor kesehatan manula di Kabupaten Jember dengan meraih penghargaan Radar Jember Award yang dengan dukungan seluruh masyarakat Jember pada Malam Anugrah Radar Jember Award 2014 di gedung Soetardjo Universitas Jember, 14 Oktober 2014 jam 18.30WIB. Pak De Bagio menjadi salah satu nominasi yang berhasil menjadi pelopor dan koordinator kesadaran hidup sehat bagi  masyarakat Jember.

Kita bangga Pakde Bagio dapat Anugrah Radar Jember Award 2014

Selasa, 14 Oktober 2014

Salam Lin D: Gumukku Rata-Panasnya Jember Menyengat Kepala

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Dr. Ikwan Setiawan, M.A.
Bagi kawan-kawan yang pernah hidup di Jember pada era 80-an dan 90-an, pasti masih ingat hawanya yang segar dengan angin semriwing. Selain berada di lembah pegunungan Argopuro, kondisi itu tidak bisa dilepaskan dari banyaknya GUMUK yang tidak jauh dari wilayah kota.
Ya, gumuk--istilah khusus untuk bukit yang tidak terlalu tinggi, 1-50 m--pada masa-masa itu menjadi bagian integral dari proses perkembangan masyarakat Jember, termasuk para mahasiswa dari wilayah lain. Satu gumuk yang sangat terkenal adalah Gumuk Kerang, di Jl. Karimata. Banyak mahasiswa yang menikmati lanskap Jember dari gumuk yang banyak ditumbuhi pohon mente ini.
Meningkatnya kebutuhan akan rumah bagi warga kota, menjadi rezim diskursif yang berkembang pesat pada era 2000-an. Pertumbuhan usaha properti sangat pesat dengan bermacam pengembang; baik dari dalam maupun luar Jember. Orang-orang berjiwa ekonomi tentu akan melihatnya sebagai hukum kesempatan berdasarkan permintaan selalu saja diwacanakan meningkat. Padahal belum tentu juga, karena normalisasi kebenaran selalu saja dibarengi normalisasi kepentingan.
Kebutuhan para pengembang untuk mendapatkan lahan yang relatif murah menjadikan mereka melirik gumuk sebagai idola baru. Gumuk yang biasanya dimiliki secara personal, mulai dibeli dengan harga yang mungkin tinggi bagi pemiliknya. Dengan membeli gumuk, para pengembang akan mendapatkan lahan untuk perumahan, sekaligus keuntungan dari galian batu maupun tanahnya.
Kalau dulu pada era 90-an, gumuk Gunung Batu, yang mulau diratakan, saat ini gumuk di Jl. Riau dan Kaliurang sudah menjadi perumahan besar. Daerah perempatan Riau-Kaliurang tembus SECABA--Sekolah Calon Bintara--yang dulunya sangat senyap, kini sangat ramai. Bahkan sebuah gumuk di sebelah Timur Sastra UNEJ, kini dalam proses diratakan untuk lahan cluster perumahan. Sebutan kota 1000 gumuk pun sudah tidak pantas lagi disematkan untuk Jember.
Akibat langsung dari diratakannya gumuk adalah wilayah kota, termasuk kampus UNEJ, semakin panas. Benar-benar panas, khususnya di musim kemarau. Gumuk yang menjadi tandan air ketika musim penghujan, bukan hanya menjadi sumber air, tapi juga mampu menyeimbangkan suhu panas dengan cadangan air dan pohon-pohon di atasnya. Selain itu, di beberapa wilayah akan mudah sekali terkena banjir di musim hujan karena tidak ada lagi yang menyerap air hujan. Yang tidak kalah mengerikan adalah mulai habisnya sumber air: hal itu semakin terasa di musim kemarau.
Hasrat besar para pemodal properti untuk mengeruk keuntungan sebesar-besarnya berbasis kebutuhan akan rumah, telah menjadikan gumuk dihilangkan dari lanskap Jember. Para pemilik gumuk tak kuasa untuk tak menjualnya karena puluhan juta yang akan mereka terima dari pemodal; dibandingkan ketika gumuk mereka hanya ditumbuhi pohon. Para pejabat juga tidak ambil pusing dengan bermacam persoalan akibat habisnya gumuk. Bagi mereka, pajak IMB dan pemasukan lainnya akan lebih menggiurkan, toh untuk mengatasi panas mereka bisa menyalakan AC di mobil ataupun kantor.
Sementara, kalangan aktivis lingkungan hidup membuat gerakan SAVEGUMUK. Meskipun demikian para pemodal dan birokrat seperti tidak menghiraukan wacana-wacana yang dilontarkan kelompok ini. Sebenarnya, kalau pemerintah mau serius, tentu saja mereka bisa membuat aturan yang sangat ketat terkait pembangunan perumahan. Misalnya, melarang perataan gumuk. Pihak bank sebagai pemberi modal juga bisa menghentikan dana untuk pengembang nakal. Nyatanya, mereka tidak menghiraukan krisis ekologis akibat gumuk yang dihabiskan.
Atau, mungkin para aktivis perlu melakukan advokasi kepada para pemilik gumuk? Atau, mungkin perlu gerakan sosial yang lebih konkrit yang melibatkan mahasiswa, akademisi, warga terdampak, aktivis lingkungan kalau semua cara diplomasi dan kritik sudah tidak mempan?
Yang pasti, Jember semakin panas hari ini. Gumuk si pendekar lingkungan itu terkapar, rata dengan tanah; ditumbuhi hutan beton.
Salam LIN D, Tawang Alun - Kampus

Gumukku Indah - Gumukku Malang - Kini Teraniaya





Senin, 13 Oktober 2014

KPRI Universitas Jember, Genap 35 Tahun Mensejahterakan Anggotanya

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Di ulang tahunnya ke-35, Koperasi Pegawai Republik Indonesia (KPRI) Universitas Jember berusaha keras menenamkan kepercayaan kepada anggota dan warga masyarakat di sekitar kampus bumi tegal boto Universitas Jember. KPRI yang dulu lahir secara sesar, dengan bermodalkan perintah pendirian oleh Letkol Warsito, Rektor Universitas Jember kala itu kepada beberapa penggagas seperti Prof. Dr. H. Murdijanto Purbangkoro, SE, SU. Melalui jatuh bangunnya perkoperasioan di wilayah Jember kini telah berhasil mensejahterakan anggotanya. Demikian yang diungkapkan Sugijono, SH, MH, ketua KPRI Universitas Jember dalam peringatan ulang tahun ke-35 KPRI pada hari Minggu, 12 Oktober 2014. Peringatan HUT KPRI Unej ke-25 dirayakan dengan jalan sehat bersama pengurus, pembina dan seluruh anggota dan masyarakat sekitar kampus bumi tegal boto Universitas Jember. 

Hadiah utama berupa lemari es dan televisi LED 32 inc diraih oleh peserta dari umum atau warga sekitar kampus tegal boto Universitas Jember. Pada kesempatan itu, Ketua KPRI Universitas Jember, Sugijono memberikan bantuan pendidikan kepada 50 orang anak dari anggota KPRI yang berprestasi dan kurang mampu. Sugijono merasa bersyukur bahwa dalam kurun waktu 35 tahun, KPRI mendapatkan kepercayaan yang tinggi dari anggota dan masyarakat dengan memenuhi kebutuhan rumah tangga melalui unit toko, dan juga memenuhi kebutuhan dana segar melalui unit simpan pinjam (USP). KPRI akan terus berusaha memberikan pelayanan yang terbaik kepada anggota dan masyarakat dengan menyediakan kebutuhan terutama kepada anggotanya. 












Kamis, 09 Oktober 2014

Peserta Konferensi Internasional Budaya Daerah diajak Makan Malam Bupati Jember

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Apresisasi yang mendalam ditunjukkan oleh Bupati Jember Ir. H. MZA Djalal, M.Si bersama muspida Kabupaten Jember atas terselenggaranya Konferensi Internasional Budaya Daerah oleh Fakultas Sastra Universitas Jember. Bupati Djalal mengundang seluruh pemateri dan peserta untuk makan malam (Gala Dinner) di Pendopo Kabupaten Jember, sayangnya Bupati Djalal tidak bisa hadir terang Asisten Pemerintahan, Sigit Akbari, Rabu, 8 Oktober 2014. Kami mengucapkan selamat atas terselenggaranya Konferensi Internasional Budaya Daerah di Jember, sekaligus berharap dapat lebih mengenalkan budaya Daerah Jember yang majemuk ini di kancah Internasional, walaupun secara nyata Jember telah dikenal termasuk event festival carnaval terbesar ke-4 dunia melalui Jember Fassion Carnival (JFC). Sigit juga berharap ulang tahun Jember dapat ditelusuri secara sejarah 69 tahun silam dengan berpijak pada penelusuran sejarah bangsa sendiri, selama ini pemerintah kabupaten telah menelusuri sejarah berdirinya Jember dengan berbagai kerjasama baik dengan UNEJ maupun UGM. Tanggal keberadaan Jember sendiri yang selama ini dijadikan hari ulang tahun masih berpijak pada catatan Nederland Story, 1 Januari, 69 tahun silam. Pemkab Jember masih berharap dapat ditemukan pemukiman dengan menyebutkan kata Jember dalam peradaban sebelum itu. 

Konferensi Internasional Budaya Daerah di Jember ini merupakan komitmen Universitas Jember bersama seluruh pemerhati budaya tidak terkecuali Pemerintah Kabupaten Jember untuk bersama-sama membawa Jember lebih baik lagi, terang Prof. Moh. Hasan, Ph.D, Rektor Universitas Jember. Jember sekarang lebih terbantu dengan komitmen Pemkab Jember dengan beroperasinya sarana transportasi Bandara Notohadinogoro. Kalau sebelumnya jarak dari Surabaya ke Jember lebih jauh dibandingkan dari Kalimantan ke Surabaya, sekarang dengan transportasi udara dari Surabaya ke Jember dapat ditempuh hanya setengah jam saja. Ini merupakan prestasi dari Jember dan Universitas Jember memberikan apresiasi yang tinggi atas inisiatif murni dari Pemkab Jember. 

Sementara laporan dari ketua pelaksana Konferensi Internasional Budaya Daerah, Dekan Fakultas Sastra Universitas Jember, Dr. Hairus Salikin, M.Ed melaporkan bahwa Konferensi Internasional Budaya Daerah di Jember ini merupakan lanjutan dari Vestifal Tegal Boto dalam ulang tahunnya yang ke-50, juga bertepatan dengan ulang tahun Rektor, Moh. Hasan. Hairus melaporkan bahwa peserta yang hadir dalam Konferensi, 2 berasal dari luar negeri yaitu Korea dan Swedia. 158 dari seluruh Indonesia, dan jumlah keseluruhan yang mengikuti adalah 320 peserta. Acara Konferensi Internasional ini sepenuhnya didanai oleh Universitas Jember dan berlangsung sampai Kamis, 9 Oktober 2014.


Rabu, 08 Oktober 2014

Konferensi Internasional Kebudayaan Daerah di Fakultas Sastra Universitas Jember

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>



Bekerjasama dengan Ikatan Dosen Budaya Daerah Indonesia (IKADBUDI Rabu,8 Oktober 2014, Fakultas Sastra Universitas Jember menggelar konferensi internasional kebudayaan daerah. Dengan mengambil tema "Tantangan Revitalisasi Kebudayaan Dalam Era Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015". Konferensi Internasional ini rencananya dilaksanakan pada tanggal 8-9 Oktober 2014 bertempat di Aula Fakultas Sastra Universitas Jember. 

Pembicara Utama :

  1. Prof. Dr. KOH YOUNG HUN (Hankuk University of Foreign Studies, Seoul, South Korea) 
  2. Prof. ANTONIA SORIENTE, Ph.D (University of Naples 'L'Orientale', Italy) 
  3. Prof. Dr. PUDENTIA, MPSS (FIB Universitas Indonesia) 
  4. Prof. Dr. HEDDY SHRI AHIMSA PUTRA (Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada)
  5. Prof. Dr. PM. LAKSONO, MA (Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Gadjah Mada)
  6. Prof. Dr. I. NENGAH DUIJA, M.Hum (State Institute of Hindu Dharma, Bali)
  7. Prof. Dr. AYU SUTARTO, MA (Fakultas Sastra, Universitas Jember)
Pembicara Call of Paper :
  • Dosen Anggota IKADBUDI
  • Penliti Bahasa, Seni, Sastra, Media dan Budaya
  • Guru Bahasa, Seni, Sastra, Media dan Budaya
  • Budayawan, Praktisi Bahasa/Seni/Media, dan Pemerhati Bahasa, Seni, dan Budaya
  • Pakar Bahasa, Seni, Sastra, Media, dan Budaya
  • Mahasiswa Bahasa, Seni, Sastra, Media, dan Budaya

Labels

Popular Posts