Follow on G+

171 Kampus Fakultas Sastra UNEJ"

Wajah Kampus Fakultas Sastra Masih Sejuk dan Asri

131 Studi Banding KP-RI Unej dengan KPN Darma Wiguna

http://akademiksastra.blogspot.co.id/2016/10/studi-banding-kp-ri-universitas-jember.html

749 Grand Reunion

Sastra Inggris Adakan Reuni Akbar.

811 Masa Orientasi

Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2) Meniti Jalan Menuju Kampus Perjuangan.

686 PKL to Bali

Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan, Study Wisata ke Bali.

656 Relaksasi Kebersamaan

Pikirkan bahwa dengan relaksasi tubuh kita menjadi segar dan bugar.

621 UKM Swapenka"

Menjadi kebanggaan tersendiri kuliah di Fakultas Sastra UNEJ.

180 Bedah Buku"

Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku.

132 Belajar Jujur dan Bersih"

Mengenal Modus Operandi Korupsi.

Selasa, 11 Februari 2014

Calon Presiden dan Wakil Presiden Bergantian Memberikan Kuliah Umum di Universitas Jember

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>



kuliah umum unej bersama marzuki alie
Masih hangat dalam ingatan civitas akademika Universitas Jember, beberapa calon presiden yang sedang ikut konvensi melalui partai Demokrat berbondong-bondong mendatangi Universitas Jember seperti Ali Maskur Musa pada September 2013, disusul Dahlan Iskan pada November 2013.




Desember 2013 Hatta Rajasa calon presiden dari Partai Amanat Nasional (PAN) juga pernah singgah untuk mengajar di Universitas Jember sebagai narasumber kuliah umum.









Satu lagi peserta bakal calon presiden convensi partai demokrat memberikan materi kuliah umum di universitas terbesar di wilayah timur pulau Jawa menjadi kampus manis persinggahan bakal calon presiden, Marzuki Alie memberikan kuliah umum di Gedung Soetardjo Universitas Jember pada Februari 2014 dengan tema "Enterpreneur Menjawab Tantangan Asean Economic Community 2015"

Besoknya, 12 Februari 2014 giliran calon wakil presiden dari partai Nasional Demokrat (Nasdem) Hary Tanoesoedibjo bakal memberikan kuliah umum dengan tema "Upaya Menggerakkan Perekonomian Masyarakat Berbasis Indegeneus Potensi (Potensi Lokal).



Universitas Jember dengan bangga memberikan layanan yang baik untuk mewujudkan pendidikan politik bagi mahasiswa Universitas Jember. Bahkan Rektor M.Hasan memberikan fasilitas khusus bagi setiap civitas akademika untuk mengikuti perkuliahan umum yang disampaikan oleh para narasumber, seperti:
  1. Informasi melalui website resmi www.unej.ac.id 
  2. Pendaftaran Kuliah Umum dapat dilakukan secara Online melalui http://sister.unej.ac.id/home/event
  3. Daftar Hadir telah disediakan sesuai Fakultas dan Prodi masing-masing
  4. Diberikan Sertifikat Peserta Kuliah Umum 
Rencananya setelahnya Harry Tanoesoedibjo, Prabowo Subianto akan menyusul mengisi materi kuliah umum kepada civitas akademika Universitas Jember yang haus akan pendidikan politik.


Berikut dokumentasi para narasumber:

Senin, 10 Februari 2014

Kuliah Umum : Harry A. Poeze "Menelusuri Jejak Tan Malaka di Republik Muda"

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Untuk kesekian kalinya sejarawan Belanda Harry A. Poeze yang telah mendedikasikan separuh hidupnya untuk mengungkap misteri sekitar Tan Malaka memberikan kuliah umum kepada mahasiswa di Fakultas Sastra Universitas Jember (10/2).












Sementara di Surabaya Bedah Buku "Tan Malaka IV" yang dilaksanakan di Surabaya mendapat penolakan dari Front Pembela Islam (FPI) (7/2). Jumat pagi, acara bedah buku sempat digelar di gedung Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Airlangga Surabaya.

(10/2) Harry A. Poeze memberikan kuliah umum di Fakultas Sastra Universitas Jember dihadiri oleh aktivis sejarah dan mahasiswa serta beberapa dosen Ilmu Sejarah yang berjumlah kurang lebih 200 orang.

Dekan Fakultas Sastra Universitas Jember, Hairus Salikin, dalam sambutan kuliah umum Harry A. Poeze menyampaikan bahwa kuliah umum terkait sejarah Republik Indonesia sangat penting disampaikan kepada mahasiswa khususnya jurusan sejarah, hal ini akan terus dilanjutkan. Hairus juga menepis kekhawatiran sejumlah tokoh terkait dengan tema kuliah umum yang diadakan di Fakultas Sastra terkait Tokoh Kiri "Tan Malaka". Dengan harapan semua pihak dapat mengambil pelajaran dari sejarah terkait, bukan untuk menumbuhkan paham kiri tapi untuk mempelajari sejarah.






Jumat, 07 Februari 2014

Karena Kotak Jatuh, Mobil Karimun Rizki Nyungseb di Selokan

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Jember, 7 Pebruari 2014
Kejaidan ini mungkin satu pelajaran bagi para pengemudi mobil untuk selalu berhati-hati dan waspada dalam mengendarai mobilnya, hanya karena sebuah kotak jatuh, konsentrasi seorang pengendara mobil sebut saja namanya Rizki harus rela mobilnya nyungseb ke selokan.

Kurang lebih pukul 16.20wib (7/2), Rizki yang habis mengajar di Fakultas Sastra Universitas Jember hendak pulang dengan mengendarai mobil karimunnya. Waktu sedang nyupir sebuah kotak jatuh ke bawah, katanya Rizki. Rupanya sambil nyupir dia berusaha mengambil kotak itu, apadaya konsentrasinya terganggu dan mobil hilang kendali akhirnya brak..... mobilnya masuk selokan tidak sampai 100 meter dari tempat parkirnya. Kejadian ini kontan saja menjadi tontonan warga kampus baik dosen, mahasiswa maupun karyawan. Hehehe... jadi malu aku, kata Rizki, kayak selebritis aja sampai banyak yang nonton. Sebenarnya bukan sopirnya yang jadi selebritis tapi yaa... mobilnya itu yang perlu segera di angkat dari selokan, atau mungkin yang benar adalah karimun selebritisnya.

Dengan menggunakan seikat tali dan mobil derek milik Universitas Jember, akhirnya karimun milik Rizki dapat diangkat dari selokan, untung saja hari itu tidak hujan padahal biasanya pada jam itu sering turun hujan, seandainya hujan barangkali bukan hanya mahasiswa atau karyawan yang nonton, ikan-ikan atau katak juga akan ikut senang naik karimun, hehehehe....

Nah, mudah-mudahan ini adalah pelajaran bagi semua pengendara mobil khususnya Rizki untuk lebih berhati-hati menjadi driver, hanya karena hal sepele boleh jadi bisa berakibat fatal, untung saja tidak ada korban jiwa. Untuk itu waspada dan hati-hati sangat penting ketika berkendara, konsentrasi, pandangan, tangan dan kaki harus selaras dengan irama dalam berkendara.





Kamis, 06 Februari 2014

Menpan Berkata : Kelulusan K2 Bukan Cuci Gudang

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

20140203 menteri dpr
JAKARTA – Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB) Azwar Abubakar menegaskan, pengangkatan tenaga honorer kategori II bukan produk cuci gudang. Dalam penetapan kelulusan memang ada beberapa pertimbangan, atau kebijakan afirmasi oleh Kementerian PANRB,  seperti masa kerja dan usia.
 
Namun penentuan kelulusan juga melihat, apakah pegawai itu dibutuhkan atau tidak dalam formasi jabatan yang akan diisi.  Bidang tugas dan wilayah penugasan dari tenaga honorer itu sendiri juga menjadi pertimbangan. “Meskipun mendapat perlakuan khusus, tapi kualitas tidak boleh dikesampingkan,” tegasnya dalam rapat kerja tindak lanjut penerimaan tenaga honorer kategori I dan hasil seleksi tenaga honorer kategori II, di DPR-RI, Senin (03/02).
 
Menanggapi kecurigaan masyarakat tentang penerimaan tenaga honorer kategori II tersebut, Azwar Abubakar menyampaikan bahwa tidak serta merta Pemerintah menerima tenaga honorer yang tidak berkualitas. Semua diklasifikasikan sesuai kebutuhan, jadi tidak ada yang dipaksakan untuk lulus. “Capek sedikit tidak apa-apa karena kecurigaan oknum-oknum tertentu, yang pasti yang berkualitas berdasarkan kebutuhan pasti masuk,” tandasnya.
 
Diungkapkan, jumlah tenaga honorer K-II yang mengikuti tes CPNS tercatat sebanyak 605.170 orang. Dari jumlah itu, 254.774 atau 42 persen diantaranya merupakan tenaga pendidik. Adapun tenaga kesehatan sebanyak 17.124 orang, tenaga penyuluh ada 5.585 orang, dan 327.696 orang, atau 54 persen merupakan tenaga teknis/administrasi.
 
Dari berbagai masukan dan aspirasi daerah, yang paling banyak dibutuhkan oleh daerah adalah tenaga kependidikan. “Karena itu kami mengalokasikan antara empat puluh sampai limapuluh persen yang akan diterima menjadi CPNS,” tambah Menteri.
 
Ditambahkan, pengangkatan tenaga honorer k-II ini sejalan dengan ketentuan-ketentuan  dari PP 48 /2005 dan PP 56/2012 tentang Pengangkatan Tenaga Honorer. Inti dari PP dimaksud antara lain, Pengangkatan TH K2 menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil sangat diprioritaskan bagi  tenaga guru, tenaga kesehatan, tenaga penyuluh & tenaga teknis/administrasi tertentu. Pengangkatan TH K-II menjadi CPNS disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan keuangan negara berdasarkan formasi sampai dengan tahun anggaran 2014.
 
Penentuan kelulusan didasarkan nilai ambang batas kelulusan (passing grade) yang ditetapkan oleh Kemenpan atas pertimbangan Mendikbud dengan memperhatikan pendapat dari konsorsium PTN. Namun kelulusan tetap mempertimbangkan masa pengabdian tenaga honorer yang bersangkutan. (bby/HUMAS MENPANRB)
 
 
Honorer K2 Berdasarkan Jabatan
 
No
Jabatan
Jumlah
%
1
Pendidik
254.774
42.10
2
Kesehatan
17.124
2.83
3
Penyuluh
5.585
0.92
4
Teknis/Adm
327.696
54.25
 
Jumlah
605.179
100

Tenaga Honorer K2 Gigit Jari Menunggu Hasil CPNS

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Inilah yang menjadi kekawatiran seluruh tenaga honorer K2 yang setelah lama menanti pengumuman seleksi CPNS yang katanya akan diumumkan secara resmi melalui website menpan secara resmi pula digagalkan.

Melalui surat pemberitahuan Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara Dan Reformasi Birokrasi dengan nomor: B/758/S.PAN-RB/2014  tanggal 5 Pebruari 2014 telah ditandatangani oleh Sekretaris Kementerian PAN-RB sebagai Sekretaris Tim Pengarah Panitia Seleksi Nasional, Tasdik Kinanto menyampaikan pembatalan pengumuman CPNS kategori K2 dengan batas waktu yang tidak jelas kapan akan diumumkan.


Rabu, 05 Februari 2014

Nasib Pegawai K2 Masih Terkatung-Katung

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Nasib pegawai honorer yang masuk kategori K1 telah lama turun menjadi K2, apapun maksudnya masih belum ada kejelasan akan menjadi CPNS. Semenjak dilakukan uji tes kelayakan untuk mengadu nasib, berdasarkan jadwal pengumuman lolos atau tidaknya sebagai daftar CPNS menyisakan trauma mendalam karena berdasarkan jadwal pengumuman yang semestinya tidak ada kejelasan kapan akan diumumkan pemerintah. Pasalnya, pengumuman hasil tes CPNS K2 kembali ditunda. Kali ini tercatat penundaan yang ke tiga kalinya.

Pihak Universitas Jember sendiri masih menunggu dan berharap adanya kepastian pengumuman kepada seluruh pegawai kategori K2 yang katanya akan diumumkan melalui website resmi www.menpan.go.id , namun sampai dengan tanggal yang ditentukan bukannya website menpan memberikan pengumuman yang jelas justru malah tidak dapat diakses. Bahkan melalui website www.bkn.go.id juga sampai dengan hari pengumuman belum dapat diakses.




Yang menjadi kecemasan dan menimbulkan trauma para pegawai K2 semakin pesimis adanya ketidak beresan terkait dengan CPNS untuk K2. Harapan dapat menjadi CPNS rupanya masih menjadi harap-harap cemas bagi seluruh pegawai K2.

Selasa, 04 Februari 2014

Pesona Alam Bande Alit Jember Yang Tersembunyi

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Bandealit (Taman Nasional Meru Betiri) tak hanya 'menyembunyikan' Harimau Jawa. Di sini juga ada sebuah cerita tentang jembatan kecil bernama GLADAG SROEDJI.

Letak GLADAG SROEDJI kalau dari arah perkebunan kotta blater; melintasi Curah Nongko - Jember, lalu masuk pintu gerbang TNMB, mengikuti makadam hingga rumah pak Karim (batas aspal dan sinyal), terus lagi melewati turunan yang curam, hingga menemui pertigaan yang ada jembatannya (arah ke desa Cawang). Di sinilah lokasi jembatan Sroedji.

Berbeda dengan warga lokal, orang-orang Taman Nasional lebih sreg menyebut jembatan (dan nama pertigaan) ini dengan nama POS PKI. Saya maklum, karena paska kemerdekaan (era akhir 1940-an), yang dihadapi oleh pejuang tanah air bukan hanya pihak Belanda, melainkan juga adanya perang saudara dengan Partai Komunis Indonesia.

Tadinya saya heran, kenapa nama Letkol. M. Sroedji diabadikan menjadi nama jembatan ini? Tapi saya pikir, secara teritorial posisi Bandealit tidaklah sangat jauh dengan titik pertempuran akhir Letkol M. Sroedji (Brigade III Damarwoelan Divisi I T.N.I. Jawa Timur), yaitu di desa Karang Kedawung - Mumbulsari. Pertempuran itu terjadi pada 8 Februari 1949.

Sejarah mencatat, paska perjanjian Renville (yang isinya sangat merugikan kita), Brigade III Damarwoelan Divisi I T.N.I. Jawa Timur mengadakan Wingate Action (dari daerah Blitar ke daerah Besuki) menuju jalur Lumajang - Klakah - Jember - Banyuwangi. Wingate Action tersebut berlangsung selama 51 hari. Menempuh perjalanan panjang, dengan jarak sekitar 500 km. Pertanyaannya adalah apakah selama proses perang gerilya tersebut, Pak Sroedji dan pasukannya pernah masuk ke daerah ini? Ataukah sebelumnya? Saat Pak Sroedji dan pasukannya berhasil merebut Pabrik Gula Leces, kemudian menarik diri ke Jember?

Hmmm... mungkin saya butuh kembali menapak-tilasi route perjalanan Brigade III Damarwoelan saat sudah kembali dan memasuki wilayah Jember, 1949.

Pada 7 Februari 1949, posisi pasukan sudah ada di dusun Pomo (Wuluhan). Ketika hari sudah menjelang senja, mereka meneruskan merayap menuju titik berikutnya. Titik yang dituju yaitu desa Panduman kecamatan Arjasa (tempat KKN-nya Nancy Florida), dan Sucopangepok (sebuah Desa Pegunungan di Kecamatan Jelbuk). Namun, kisah berbelok. Terjadi pertempuran sengit sebelum mereka sampai di titik tujuan.

Sementara di tempat yang lain, pada tanggal tersebut Panglima Soedirman sudah mulai meninggalkan desa Nogosari - Pacitan, menuju desa Kasihan, kemudian pada esok harinya (8 Februari 1949), pindah lagi menuju desa Pringapus. Beliau menetap di sini hingga hari valentine 1949.

Maaf, saya selipkan cerita tentang Panglima Soedirman. Soalnya kalau saya dari rumah (JL. Slamet Riyadi Patrang) menuju alun-alun kota Jember, harus melewati JL. Dr. Soebandi, JL. M. Sroedji, JL. PB Soedirman, baru kemudian lun alun. Waduh, tambah gak nyambung yo? haha.. car kalacer.

Baiklah, kembali lagi ke rute perjalanan Pak Sroedji di detik-detik mendekati perang Karang Kedawung.

Pada hari selasa, 8 Februari 1949, setelah bergerak semalam suntuk, akhirnya Pak Sroedji dan rombongan dapat mencapai desa Karang Kedawung untuk beristirahat sejenak. Mereka sangat letih dan lelah.

Namun selelah-lelahnya pasukan, mereka tetap saja waspada. Sebelum beristirahat, Pak Sroedji memberi instruksi pada pasukan kawal Brigade untuk mengadakan stelling pengamanan, pasukan ditempatkan di ketinggian yang dianggap taktis.

Begitu kawal Brigade sedang bergerak untuk mencapai tempat ketinggian yang taktis, maka tak terduga pada lima belas menit kemudian, pasukan Sroedji sudah mendapat serangan mendadak. Musuh datang dari arah Kebun Lengkong, dan tak terduga. Dari sinilah awal mula (pembukaan) perang Karang Kedawung. Pak Sroedji beserta pejuang-pejuang yang lain memberi perlawanan sengit sampai titik darah penghabisan.

Setelah gugurnya komandan Brigade III Letnan Kolonel M. Sroedji, komandan Brigade dipimpin oleh kepala Staf Mayor Imam Soekarto, meneruskan gerakannya menuju Jember Utara (mohon untuk tidak menyingkat), perbatasan antara kabupaten Jember dengan kabupaten Bondowoso, dilereng Gunung Argopuro desa Panduman, Sucopangepok, Teres, dan sekitar kecamatan Arjasa kabupaten Jember dan dijadikan Terugval Basis komando Brigade III Damarwulan.

Mengenai kisah 'Jenasah Letnan Kolonel M. Sroedji yang dijadikan obyek pressing pada masyarakat Jember (oleh pihak Londo),' akan saya ceritakan di kesempatan yang lain.

Kembali ke GLADAG SROEDJI

Sekitar satu setengah jam perjalanan (jalan kaki) dari Gladag Sroedji menuju pantai Bandealit, ada sebuah goa. Masyarakat Jember menyebutnya dengan nama GUA JEPANG, karena memang dibangun pada masa Jepang sebagai gua pengintai. Oleh masyarakat lokal Bandealit, goa ini biasa disebut dengan MATAHARI. Konon kabarnya, pada saat malam hari gua ini memancarkan sinar terang.

Saya mendapat secuil kisah, bahwa dulu Pak Sroedji pernah berada di sini dalam rangka memimpin dan mengajarkan masyarakat dalam hal zeni tempur (ZIPUR). Sayangnya, tidak ada yang tahu kapankah itu. Apakah pra kemerdekaan, aksi polisional satu, atau rentetan dari WINGATE ACTION.

Pak Budi (petugas TNMB) pernah berkisah tentang GLADAG SROEDJI. Katanya, di sinilah jalur Letkol. M. Sroedji saat terdesak oleh serangan Belanda, di serangkaian perjalanan panjangnya.

Sedikit Tambahan

Ohya, hampir lupa. Dulu di Jember ada acara NALASUD alias Napak Tilas Perjalanan Letnan Kolonel M. Sroedji. Biasanya diadakan pada bulan Agustus (memperingati kemerdekaan). Adapun rute yang ditempuh, biasanya seperti ini:

Start, ziarah ke makam beliau di Kreongan (dekat sekali dengan nisan Mbah Sura'i). Kemudian dilanjutkan dengan long march dari Desa Manggisan - Tanggul, menyusuri lereng barat Argorpuro, terus maringono ke Sukorejo -Bangsal, sampek nang Sumber Rejo - Ambulu. Masuk ke Tempurejo, dan berakhir di desa Karang Kedawung - Mumbulsari. Acara NALASUD berlangsung selama tiga hari tiga malam.

Apa sekarang NALASUD masih eksis ya? Soalnya saya akrab dengan kata NALASUD waktu masih SD hingga SMP. Tahun 1996 ke atas, saya nyaris tak mendengar lagi orang-orang berbincang tentang NALASUD. (RZ Hakim)

Fakultas Sastra Universitas Jember Telah Siap Menjadi Fakultas Ilmu Budaya

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>


JEMBER (27/1/2014), Dekan Fakultas Sastra Universitas Jember Dr. Hairus Salikin, M.Ed. mengirimkan tim perubahan nama fakultas yang terdiri atas Drs. Albert Tallapessy, M.A.,Ph.D., Drs. Syamsul Anam, M.A., Drs. Andang Subaharianto, M.Hum., Dr. Ikwan Setiawan, M.A. Bambang Aris Kartika, S.S.,M.A. melakukan studi banding ke beberapa universitas di 3 propinsi, yaitu Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta, dan Universitas Airlangga (UNAIR) Surabaya yang telah mengalami perubahan nama dari Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya (FIB). Tim melakukan kunjungan studi selama 4 hari yang dimulai pada hari selasa, 21 Januari hingga 24 Januari 2014. Dengan menumpang mobil Innova grey metalik tim pun berangkat pada pukul 17.00 WIB ke UGM sebagai perguruan tinggi tujuan terlebih dahulu.

Tim yang diketuai oleh Pembantu Dekan I FS UNEJ ini bertujuan untuk menggali informasi-informasi yang diperlukan bagi rencana strategis fakultas untuk mengubah nama sebagaimana yang diamanatkan oleh senat fakultas. Di samping juga untuk mewadahi perkembangan ilmu pengetahuan yang terus berkembang dengan begitu pesatnya, seperti lahirnya Program Studi Televisi dan Film (PSTF) yang sudah berdiri sejak tahun 2010 dan rencana pengembangan kelembagaan dengan kemungkinan membuka program studi baru yang sedang digodog dan dimatangkan yaitu Program Studi Antropologi Budaya dan Seni Pertunjukkan. “Dengan tetap berpegang pada nama Fakultas Sastra akan menimbulkan kesulitan dalam merespon rencana pengembangan kelembagaan di Fakultas Sastra Universitas jember di masa depan. Oleh karena itu, salah satu solusi yang dikedepankan adalah dengan mengubah nama dari Fakultas Sastra menjadi Fakultas Ilmu Budaya,” demikian jelas Albert Tallapessy saat membuka pembahasan dengan Dr. Wening Udasmoro, DEA., M.Hum. selaku Wakil Dekan II Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta. Alasan yang sama juga disampaikan ketika bertemu dengan Dekan dan jajarannya di Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta dan Wakil Dekan II Fakultas ilmu Budaya Universitas Airlangga Surabaya.

Kedatangan tim perubahan nama fakultas disambut dengan antusias dan terjalin dialogis yang terbuka, kekeluargaan, serta mendukung secara institusional rencana perubahan nama fakultas yang rencananya akan diajukan oleh Fakultas Sastra Universitas Jember. Dr. Wening Udasmoro, DEA., M.Hum. dari FIB UGM juga menyarankan untuk segera melakukan langkah-langkah strategis dengan melakukan pembenahan kelembagaan seperti pembenahan kurikulum dan maping kompetensi sumber daya manusia. Dan tidak lupa pula untuk menyesuaiakan visi dan misi fakultas dengan universitas. Saran dari Dr Wening agar memudahkan Fakultas Sastra berubah nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya, maka visi dan misi universitas janganlah teralu spesifik, missal lingkungan, agroindustri kopi atau the tapi lebih universal. Tinggal nanti dari fakultas membreakdown menjadi visi dan misi yang lebih mengarah kepada kompetensi FIB.

Sementara itu, hasil studi banding dengan pihak UNS diperoleh informasi bahwa sebaiknya langkah awal yang dapat dilakukan oleh tim perubahan nama adalah pengajuan pada Sistem Organisasi dan Tata Kelola (SOTK) dari fakultas kepada universitas untuk diajukan diperolehi pesetujuan dari DIKTI. Setelah disetujui dapat dilakukan penyusunan proposal sekaligus menyiapkan kurikulum yang mengarah kepada nama Fakultas Ilmu Budaya. Di UNS disusun kurikulum matakuliah tingkat fakultas yang memang diarahkan pada keilmuan budaya, seperti budaya Jawa, Dinamika Budaya Indonesia, Dasar-Dasar Filsafat. Sehingga UNS tidak mengalami kendala terkait pengajuan perubahan nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya (FIB).
Hal yang sama juga dikemukakan oleh Wakil Dekan II FIB Universitas Airlangga. Bahwa konsekuensi mengubah nama adalah merombak hingga 20 persen kurikulum yang diarahkan pada kompetensi budaya. UNAIR mengambil spesifikasi sebagai Budaya Urban yang sejak tahun 2010 telah berganti nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya. Perubahan kurikulum ditekankan pada matakuliah setingkat fakultas. “Memang pada awalnya terjadi resistensi di antara para dosen-dosen, akhirnya karena adanya satu tujuan yang sama pertentangan itu bisa diredakan dan kami bisa mengajukan perubahan nama menjadi Fakultas Ilmu Budaya.” Jelas Diah Ariani Arimbi, S.S.,M.A.,Ph.D.

Tim perubahan nama fakultas akhirnya meluncur kembali ke Jember dari Surabaya selepas waktu sholat jumat. Setelah kembali tim pun merumuskan temuan-temuan informasi dari ketiga universitas yang menjadi sasaran studi banding untuk kemudian menyampaikan laporannya kepada dekan sekaligus mulai menyusun strategi dan proposal serta pembahasan kurikulum yang melibatkan prodi-prodi atau jurusan di lingkungan Fakultas Sastra Universitas Jember. Kita berharap cita-cita merubah nama menjadi Fakultas ilmu Budaya dapat tercapai dan semakin membuka peluang bagi pengembangan fakultas di masa depan dengan lahirnya jurusan atau prodi baru lagi seperti Antropologi Budaya dan Seni Pertunjukkan. Semoga! (BAMS)

Labels

Popular Posts