Follow on G+

171 Kampus Fakultas Sastra UNEJ"

Wajah Kampus Fakultas Sastra Masih Sejuk dan Asri

131 Studi Banding KP-RI Unej dengan KPN Darma Wiguna

http://akademiksastra.blogspot.co.id/2016/10/studi-banding-kp-ri-universitas-jember.html

749 Grand Reunion

Sastra Inggris Adakan Reuni Akbar.

811 Masa Orientasi

Pengenalan Kehidupan Kampus (PK2) Meniti Jalan Menuju Kampus Perjuangan.

686 PKL to Bali

Mahasiswa Praktek Kerja Lapangan, Study Wisata ke Bali.

656 Relaksasi Kebersamaan

Pikirkan bahwa dengan relaksasi tubuh kita menjadi segar dan bugar.

621 UKM Swapenka"

Menjadi kebanggaan tersendiri kuliah di Fakultas Sastra UNEJ.

180 Bedah Buku"

Kiat Jitu Menulis dan Menerbitkan Buku.

132 Belajar Jujur dan Bersih"

Mengenal Modus Operandi Korupsi.

Rabu, 24 April 2013

Merokok itu (tidak) Haram?

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Judul yang sempat terekam dalam memori seorang ahli hisap pada sebuah surat kabar terbesar dan terlengkap serta eksis di kota tembakau Jember ini selalu menjadi acuan bagi sebagian besar warga Jember dan sekitarnya. Betapa tidak, muncul dalam headline Jawa Pos di Radar Jember dalam pojok PERSPEKTIF cetakan Rabu (9/12/11) tepatnya pada halaman 9 Radar Jember. Yaa... sebuah buku berjudul "Siapa Bilang Merokok Haram?" karya dr. HM. Nazim Fauzi, diulas oleh Ayu Sutarto dalam Perspetifnya, buku sangat sensitif dan provokatif. Sensitif, disaat sebagian besar petani tembakau sedang booming berharap bisa menikmati hasil tembakaunya yang konon harganya melangit, disatu sisi pabrikan rokok kekurangan stok tembakau ternyata sebagian ulama yang tergabung dalam lembaga fatwa MUI bersikukuh bahwa rokok itu haram menjadikan pemerintah gamang dan seakan menutup mata dengan kepentingan cukai yang masuk sebagai devisa negara sangat fantastis sebagai penopang laju pemerintahan.

Gejolak antara pemerintah, sebagian ulama, ormas Islam, ahli peneliti/dokter, budayawan dan juga petani menjadi sangat menarik perhatian publik saat itu. Tak terkecuali lingkup daerah komoditas tembakau yang menjadi tumpuan APBD atas hasil cukai pemerintah daerah dan pusat. Lalu bagaimana seorang Ayu Sutarto membedah buku dr. HM. Nazim Fauzi? Mari... berbicara tentang semuanya itu dalam konteks Religius dan Budaya bersama para ahlinya.

Tulisan ini sekedar menimbang dan seterusnya,
memperhatikan dan seterusnya,
menilai dan seterusnya,
merumuskan dan seterusnya,
merasakan dan seterusnya,
menikmati dan seterusnya,
menelaah dan seterusnya,
mencermati dan seterusnya,
mendoakan dan seterusnya,
mengobati dan seterusnya,
menanam dan seterusnya,
membandingkan dan seterusnya,
mengirim dan seterusnya,
menjual dan seterusnya,
membuang dan seterusnya,
mengasih dan seterusnya,
membagi dan seterusnya,
memanen dan setersnya,
membatasi dan seterusnya,
melindungi dan seterusnya,
memberi sanksi dan seterusnya,

menutup dan seterusnya,

melarang dan seterusnya,

mengharamkan dan seterusnya

Yang segala keputusannya adalah hak privasi serta pemahaman setiap orang yang berbeda yang boleh dikatakan mengacu pada Kebineka tunggal ikaan
Biar berdeba-beda tetapi tetap satu Indonesia.

Hanya saja.......
100% dokter menyarankan dan disetiap rokokpun telah mengingatkan pada semua ahli hisap:
Saya yakin orang bejo pilih mengatakan bahwa iklan ini benar, kecuali yang biasa ngambil rokok temannya daripada beli atau memberi. Ternyata meminta itu lebih enak daripada memberi... heheheee..... terang aja.... pasalnya gak mau bondo alias ....... 

Berburu Karya Sastra, Ayu Sutarto

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

INDONESIA DI MATA KIAI NU


Informasi bibliografi

KAMUS BUDAYA DAN RELIGI USING



Informasi bibliografi

MULUT BERSAMBUT


Informasi bibliografi


KAMUS BUDAYA TENGGER


Informasi bibliografi


ADINDA, KULIHAT BERIBU-RIBU CAHAYA DI MATAMU
 

Informasi bibliografi

PROFIL AYU SUTARTO

<div style='background-color: none transparent;'><a href='http://news.rsspump.com/' title='rsspump'>news</a></div>

Ayu Sutarto, Prof .Dr. MA., lahir di Pacitan pada tanggal 21 September 1949, adalah dosen Fakultas Sastra Universitas Jember. SD, SMP, dan SMA Negeri diselesaikan di kota kelahirannya. Tahun 1993 memperoleh beasiswa ILDEP untuk belajar riset di Universitas Leiden, Belanda, sambil mengajar bahasa Jawa di Universitas tersebut. Tahun 1997 berhasil menyelesaikan program doktornya di Universitas Indonesia, Jakarta, dengan predikat cum laude. Pada tahun ini pula hasil penelitiannya tentang orang Tengger menyabet Juara Pertama Pemilihan Naskah Bidang Humaniora 1997 yang diselanggarakan oleh PT. Balai Pustaka Jakarta. Karya-karya tulisnya yang telah diterbitkan antara lain: The Legends of Madura (1985), Queen Kilisuci, the Story of Reog (1986), Memperkaya Kosa Kata Bahasa Inggris Bisnis (Sebuah Adaptasi dari Build Your Business Vocabulary by John Flower) (1994), Eektif dan Efesien dalam Rapat Berbahasa Inggris (Sebuah adaptasi dari Language of Meeting by Malcolm Goodale) (1995). Legenda Ksada dan Karo Orang Tengger Lumajang (1997), Di Balik Mitos Gunung Bromo (2001), Menjinakkan Globlalisasi (2002), Menguak Pergumulan antara Seni, Politik, Islam, dan Indonesia (2004), Menjadi NU Menjadi Indonesia (2006), Saya Orang Tengger Saya Punya Agama (2007), Pemetaan Kebudayaan di Provinsi Jawa Timur: Sebuah Upaya Pencarian Nilai-Nilai Positif (editor)(2008), Kamus Budaya dan Religi Tengger (2008), Mulut Bersambut: Sastra Lisan dan Folklor Lisan Sebagai Instrument Politik pada Era Soekarno dan Soeharto (2009), Adinda, Kulihat Beribu-ribu Cahaya di Matamu (2009), Perjalanan Hati Seorang Lelaki (2009), Kamus Budaya dan Religi Using (2010), dan Indonesia di Mata Seorang Kiai NU (2010). Ia bergiat di berbagai organisasi profesi dan LSM. Tugas-tugas ke luar negeri yang pernah di emban antara lain, delegasi Indonesia dalam Sidang ASEAN COCI on Publication on ASEAN Traditional Festivals di Hanoi, Vietnam (1998 dan 2000), delegasi Indonesia dalam Sidang Mastera dan Seminar Antarabangsa Kesustraan Asia Tenggara di Kuala Lumpur, Malaysia (2001, 2007, dan 2009), delegasi Indonesia dalam Prepatory Meeting the ASEAN Cultural Heritage Documentaries (Phase III) Water: A Unifying Force in ASEAN di Manila, Philippines (2007), delegasi Indonesia dalam Sidang ke-13 dan Seminar Majlis Sastera Asia Tenggara (Mastera) di Jakarta (2008), delegasi Indonesia dalam The Third ASEM Culture Ministers Meeting di Kuala Lumpur, Malaysia (2008), delegasi Indonesia dalam Sidang Mastera ke-14 di Brunei Darussalam (2008), delegasi Indonesia dalam “Humour in ASEAN” International Conference di Thailand (2010), dan delegasi Indonesia dalam Seminar, Bengkel, dan Festival Pantun MASTERA di Brunei Darussalam (2010). Ia juga pernah aktif sebagai pembicara seminar baik di dalam maupun luar negeri.

Labels

Popular Posts